Reklame Moral di Luar Ruang


Karya FX Harsono yang berjudul “The Light of Journey” dalam Art Jakarta Gardens 2023 di Hutan Kota by Plataran, Senayan, Jakarta, Selasa (7/2/2023).
Di tengah riuhnya kata di era digital, menyeruak kata bijak dengan instalasi lampu neon sebagai karya seni rupa trimatra di Art Jakarta Gardens 2023. ”Bercita-cita besar tak lupa moral,” demikian bunyinya. Seniman penciptanya ingin menjadikannya sebagai reklame moral yang menghindar dari jebakan mengabdi pasar seni rupa.
Dialah FX Harsono (73), seniman yang cukup senior dari Blitar, Jawa Timur, yang kini menetap dan berkarya di Yogyakarta. Direktur Artistik Art Jakarta Gardens Enin Supriyanto meminta Harsono menampilkan karya tersebut yang pertama kali dipamerkan pada 2014 di Art Basel, Hong Kong. Proyek itu disponsori perusahaan aplikasi investasi digital bernama Bibit.
Deretan kata itu disertai penulisannya dengan huruf Mandarin. Keduanya sama-sama menggunakan lampu neon berwarna merah. Lampu-lampu itu dipasang di sebuah miniatur perahu kayu yang ditegakkan dan diberi judul ”The Light of Journey”. Karya itu hadir di acara yang berlangsung di Hutan Kota Plataran, Senayan, Jakarta, 7-12 Februari 2023.
Karya Harsono melengkapi arena Sculpture Garden (Kebun Patung) Art Jakarta Gardens 2023. Di situ tersebar banyak karya trimatra lainnya. Nama-nama pematungnya juga banyak dikenal khalayak, di antaranya G Sidharta, Sunaryo, Nyoman Nuarta, Entang Wiharso, Yunizar, Adi Gunawan, Anggar Prasetyo, Darbotz, Yani Mariani, dan Yim Yen Sum.
”Pameran di ruang terbuka ini pertama kali diselenggarakan karena keterbatasan di saat pandemi Covid-19. Ketika itu pameran tak bisa digelar di ruang tertutup untuk mengurangi risiko penularan virus,” ujar Enin.
Art Jakarta Gardens pertama kali diselenggarakan 7-14 April 2022. Publik menyambut antusias. Banyak galeri peserta juga puas karena banyak karya yang dipamerkan bisa terjual.
Pameran di ruang terbuka ini pertama kali
diselenggarakan karena keterbatasan di
saat pandemi Covid-19.
Kemudian, pada tahun yang sama, dilanjutkan dengan Art Jakarta (26-28 Agustus 2022). Kegiatan ini pun memperoleh sambutan publik yang luar biasa.
Enin mengakui, pada awalnya Art Jakarta Gardens sekadar untuk mengatasi keterbatasan karena pandemi. Pameran utamanya tetap Art Jakarta. Jadi, tahun lalu Art Jakarta memiliki dua kegiatan. Begitu pula tahun ini, Art Jakarta menyelenggarakan dua kali bazar seni rupa.
”Pada perkembangan terakhir, Art Jakarta Gardens ingin lebih fokus pada karya-karya patung di luar ruang,” kata Enin.
Meski demikian, dua tenda besar yang dihadirkan di Art Jakarta Gardens tetap diminati banyak galeri untuk menampilkan karya-karya dua dimensi. Sekitar 22 galeri menyuguhkan ratusan lukisan dalam bazar seni ini.
Saat pembukaan pameran ini, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Hilmar Farid menyebut Art Jakarta Gardens sebagai pembelajaran penting dari situasi pandemi Covid-19.
Lebih dari itu, Hilmar mengingatkan nilai penting sebuah kolaborasi seperti Art Jakarta Gardens ini dalam mencapai kepentingan bersama.
Perjalanan identitas
Dari sebuah pameran seperti ini, publik bisa berinteraksi dengan para senimannya dan meraih pengetahuan di balik karya. Seperti FX Harsono di hari pertama pameran dikerubungi banyak pengunjung dan ia pun bercerita panjang tentang karyanya sebagai bagian dari perjalanan identitas.
Harsono menceritakan asal mula terjadinya karya ”The Light of Journey”. Beberapa tahun sebelum 2014 Harsono bertemu dengan salah satu rekannya di Semarang yang kemudian memperbincangkan jejak peninggalan warga Tionghoa dalam perantauan di Semarang dan sekitarnya.
Hampir di setiap rumah kuno milik peranakan China bisa ditemui papan bertuliskan kata-kata bijak, yang sering disebut lian. Lian sering dipasang di dekat pintu masuk kamar. Harsono mendapatkan sebuah lian dari rekannya itu.
Lian ditulis dengan aksara China. Harsono kemudian meminta ahli aksara tersebut untuk mengalihbahasakan tulisan di karyanya. Deretan aksara itu sebetulnya berupa puisi dan Harsono merangkumnya menjadi kata, ”Bercita-cita besar tak lupa moral”.

Karya FX Harsono yang berjudul “The Light of Journey” dalam Art Jakarta Gardens 2023 di Hutan Kota by Plataran, Senayan, Jakarta, Selasa (7/2/2023).
”Saya merasakan kata-kata bijak seperti ini masih sangat penting. Meski masyarakat sekarang dengan begitu mudah menemukan kata bijak melalui media sosial,” ujar Harsono.
Dia memilih cara ungkap sederhana dan mengikuti perkembangan teknologi lampu neon untuk menuliskannya. Hal inilah yang dimaksudkan Harsono untuk lebih mengutamakan kekuatan pesan daripada kerumitan media estetikanya.
Saya memiliki keprihatinan dengan adanya
percepatan teknologi informatika
sekarang, makna sebuah kata sering
menjadi tidak punya arti dan kedalaman.
Hal sederhana itu sekaligus seruan moral dari Harsono kepada para seniman agar tidak terjebak mengabdi pasar seni rupa dengan mengabaikan nilai-nilai moralitas yang kontekstual. Kata bijak yang dipilih Harsono pun kontekstual karena bisa berlaku bagi siapa saja, kapan saja, dan di mana saja.
”Saya memiliki keprihatinan dengan adanya percepatan teknologi informatika sekarang, makna sebuah kata sering menjadi tidak punya arti dan kedalaman,” ujar Harsono.
read original article : https://www.kompas.id/baca/hiburan/2023/02/11/reklame-moral-di-luar-ruang